Yayasan Darianis Yatim Wujudkan Masjid Al Mustasyfa RSMN

No Comments

 

Masjid Al Mustasyfa berlantai dua dengan biaya pembangunan sekitar Rp1,5 miliar, yang merupakan bantuan dari Yayasan Darianis Yatim.

KOTA SOLOK, MaestroinfoSemenjak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Solok resmi menggunakan nama RSUD M. Natsir (RSMN) pada Januari 2019 lalu, pihak manajemen rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang berdiri sejak tahun 1984 ini komit akan melakukan berbagai pembenahan ke arah yang lebih representatif dan Islami.

Pihak manajemen rumah sakit ini pun berupaya untuk memenuhi kebutuhan tempat peribadatan bagi pasien dan pengunjung dengan membangun masjid. Kendati sebelumnya di rumah sakit ini sudah ada masjid, namun karena adanya perluasan bangunan, sesuai dengan master plan pengembangan RSMN, maka masjid lama itu dirobohkan dan diganti dengan yang baru dengan disain yang lebih artistik.

Direktur RSMN drg Basyir Busnia mengatakan, untuk membangun masjid dengan nama Al Mustasyfa setidaknya akan menghabiskan biaya Rp1,5 miliar.

Dikatakannya, peletakan batu pertama Masjid Al Mustasyfa itu sudah dilakukan oleh Gubernur Sumbar pada 23 Januari 2019 yang lalu. Namun, karena keterbatasan dana, pembangunan belum bisa dilakukan.

“Dana yang tersedia cuma ada sekitar Rp250 juta, yang berasal dari donasi karyawan dan pengunjung yang dikumpulkan tiap hari,” kata Basyir Busnia.

Kabar kesulitan pihak manajemen untuk membangun masjid di komplek RSUD M. Natsir Solok ini akhirnya sampai ke telinga Rusdi Saleh, yang merupakan perpanjangan tangan H Yenon Orsa, seorang perantau sukses asal Tanjuang Bingkuang Kabupaten Solok, pemilik Yayasan Darianis Yatim (YDY), yang berkiprah di bidang keagaamaan dan pendidikan. 

Akhirnya pada bulan Juni 2020 lalu Masjid Al Mustasyfa itu dibangun ulang melalui bantuan Yayasan Darianis Yatim, mulai dari penggalian pondasi hingga pembangunan masjid berlantai dua itu rampung dengan biaya Rp1,5 miliar.

Kendati sempat terhenti pembangunannya sebentar lantaran pandemi Covid-19 yang mewabah, akhirnya kini Masjid Al Mustasyfa yang berada di komplek RSUD M. Natsir, di jalan Nangka, Simpang Rumbio, Lubuk Sikarah, Kota Solok itu selesai juga.

Kata Rusdi Saleh, yang merupakan perwakilan dari Yayasan Darianis Yatim sekaligus juga merupakan anggota DPRD Kota Solok, pada Maestroinfo, Masjid Al Mustasyfa tersebut tidak hanya dipakai untuk shalat berjamaah, atau perorangan saja, tetapi juga akan digunakan untuk shalat Jumat.

Rusdi Saleh perwakilan Yayasan Darianis Yatim saat menerima dana yang berasal dari donasi karyawan dan pengunjung yang dikumpulkan tiap hari untuk membangun Masjid Al Mustasyfa.

 “Membangun masjid, memakmurkan dan menyediakan untuk orang-orang shalat termasuk amal  yang  utama,” kata Rusdi Saleh.

Rusdi Saleh yang memiliki hubungan saudara dengan Yenon Orsa, pemilik Yayasan Darianis Yatim ini mengatakan, ini tempat ibadah kaum muslim yang ke-20 dibagun oleh yayasan milik keluarga tersebut.

“Mudah-mudahan ini menjadi shadaqah jariyah yang pahalanya berlanjut hingga seseorang telah meninggal dunia. Setelah diresmikan, hendaknya remaja harus lebih meningkatkan aktifitas di masjid ini (memakmurkan masjid) dengan meningkatkan kegiatan keagamaan, sehingga bisa terhindar dari pengaruh narkoba. Sebab narkoba dapat merubah pola prilaku seseorang,” harap Rusdi Saleh.

Ia juga berharap Masjid Al Mustasyfa itu tidak saja merupakan tempat peribadatan, tapi juga menjadi wadah untuk ta’lim (tempat belajar) dan syiar (menjalin hubungan sesama manusia). Untuk itulah ia berharap agar masyarakat sekitar memakmurkan masjid itu.

“Kalau digunakan konsep Allah SWT, bahwa memakmurkan masjid itu intinya adalah menegakan sholat, membagi hartanya di agama Allah dan tidak takut pada siapapun kecuali Allah sang Maha Pencipta,” ungkap Rusdi Saleh.

Sementara itu, atas kesediaan Yayasan Darianis Yatim melaksanakan pembangunan Masjid Al Mustasyfa itu, Direktur RSUD M. Natsir Solok, drg Basyir Busnia tak lupa mengucapkan terima kasih. “Insyaallah masjid ini bermanfaat bagi masyarakat sekitar,” katanya. n febriansyah fahlevi

Pepes Ingin “Menjajah Lidah Dunia” dengan Rendang

No Comments

 

Perhimpunan Penggerak Indonesia Sejahtera (Pepes) Sumbar saat berkunjung ke Sentra Produksi Rendang di Kota Payakumbuh.

 PADANG, Maestroinfo--Makanan khas dari Sumatera Barat (Sumbar), rendang tidak perlu diragukan lagi kelezatannya. Berbagai penduduk di belahan dunia sangat menyukai rendang ini. Pantas saja, rendang masuk dalam makanan terenak di dunia.

            Melihat fakta ini tak mengherankan bila Wevy Maritha Istianti, Ketua Perhimpunan Penggerak Indonesia Sejahtera (Pepes) Sumbar memiliki obsesi besar ingin “menjajah” dunia dengan rendang.

Apa lagi melihat fakta warga negara Belanda begitu candu dengan hidangan nusantara. Bahkan di Negeri Kincir Angin tersebut ada salah satu cara penyajian hidangan Indonesia yang sangat terkenal dan dianggap mewah. Cara penyajian tersebut disebut Rijstafel (meja nasi), fakta itu kian mendorong Wevy Maritha makin bersemangat  “menjajah lidah” warga asing ini.

Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Pengurus Pepes Sumbar yang dipimpin Wevy Maritha Istianti pada Jumat 9 Oktober 2020 lalu sengaja datang menginjungi Sentra Produksi Rendang di Kota Payakumbuh, yang mempunyai peralatan lengkap untuk memproduksi rendang.

Ketua Pepes Sumbar yang dipimpin Wevy Maritha Istianti saat menerima cendera mata dari Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunas.

Sebelum diterima Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunas, rombongan diterima oleh Kepala UPTD Sentra Produksi Rendang Dinas Tenaga Kerja dan Industri Kota Payakumbuh Rendi Pratama.

Dalam pemaparannya Rendi mengatakan, Sentra Produksi Rendang mempunyai peralatan lengkap untuk memproduksi rendang.  "Seluruh IKM rendang yang ada di Kota Payakumbuh bisa memanfaatkan sentra produksi ini sebagai tempat produksi rendang mereka," ujar Rendi.

Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunas dalam bincang-bincang dengan pengurus Pepes Sumatera Barat mengucapkan terimakasih atas kunjungan ke Payakumbuh.

Dalam paparannya Erwin bercerita tentang kemajuan yang sudah dicapai selama dua tahun dirinya menjadi pendamping Riza Pahlevi sebagai Walikota Payakumbuh.

Karena yang datang berkunjung adalah pengurus Pepes yang aktif dalam pembinaan IKM, maka pembicaraan lebih di fokuskan kepada rendang yang merupakan produk unggulan dari IKM Kota Payakumbuh.

Pengurus Pepes Sumbar saat berdialog dengan Wakil Walikota Payakumbuh Erwin Yunas.

"Saya beserta bapak Walikota sangat rajin untuk mempromosikan rendang ke mana pun kami berkunjung," ujar laki-lakij yang di juluki presiden rendang olah pemerintah Malaysia ini.

Lebih lanjut Erwin berharap agar kunjungan dari Pepes Sumbar ini bisa menjadi langkah awal bagi kemajuan IKM khususnya rendang di Kota Payakumbuh.

Sementara itu Ketua Pepes Sumbar Wevy Maritha Istianti mengepresiasi apa yang sudah di perbuat oleh Pemko Payakumbuh. "Kami sangat mengapresiasi apa yang sudah di lakukan oleh Bapak Erwin bersama Walikota Riza Pahlevi. Keinginan beliau untuk menjadi kan rendang mendunia pantas kita hargai. Mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh bagi pemerintah kota dan kabupaten lainnya di Sumbar," ujar wanita dua anak ini. 

 

Wevy berharap Pepes Sumbar bisa bekerja sama dengan pemerintah Kota Payakumbuh dalam rangka pembinaan terhadap pelaku IKM khususnya di kota itu, untuk sama-sama berusaha “menduniakan” rendang. (Marlim)