Pengusaha Riau Nilai NC – Yulfadri Tepat Memimpin Solok

No Comments

 

Nofi Candra bersama pasangannya Yulfadri Nurdin, Calon Bupati dan Wakil Bupati yang dinilai tepat memimpin Kabupaten Solok lima tahun ke depan.

AROSUKA, Maestroinfo--Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan pada 9 Desember 2020 mendatang di masing-masing daerah provinsi, kabupaten, dan kota merupakan salah satu peristiwa penting bagi terwujudnya demokrasi di Indonesia.

Namun, dengan adanya pandemi Covid-19, salah seorang pengusaha sukses di Provinsi Riau yang berasal dari  Nagari Sirukam, Kecamatan Payung Sekaki, Ir. H. Iskandar Zulkarnain MT, mengimbau orang kampungnya agar jeli dalam memilih sosok kepala daerah yang akan dipilih dalam Pilkada Kabupaten Solok pada bulan Desember mendatang.

Menurut Ketua Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Provinsi Riau ini, saat pandemi Covid-19 ini masyarakat harus memilih calon kepala daerah yang memiliki semangat entrepreneurship atau kewirausahaan.

“Kemampuan yang perlu dimiliki seorang calon Bupati Solok mendatang adalah kemampuan entrepreneurship, kemampuan untuk berwirausaha dalam rangka untuk menangkap peluang yang ada di Kabupaten Solok,” kata pimpinan Friendly Sport Golf di Jalan Sudirman Pekanbaru ini.

Dalam pandangan pria lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), jurusan Teknik Perminyakan ini, dari beberapa pasangan calon yang ada saat ini, pasangan nomor urut 1, Nofi Candra dan Yulfadri Nurdin yang menuhi syarat itu.


Pria yang merupakan Bendahara Yayasan Ar-Rosna, yayasan pendidikan yang bergerak dalam hal pemberian beasiswa pendidikan khusus untuk anak perempuan muslim ini mengatakan, sebelum terjun ke pamnggung politik Nofi Candra bersama ayahnya terbukti sukses merintis perusahaan di bidang produksi benih unggul jagung hibrida bernama Citra Nusantara Mandiri (CNM), yang saat itu termasuk produsen benih terbesar di Indonesia, karyawannya bahkan mencapai 1.000 orang dan produksi benihnya menghasilkan 4 ribu ton setahun dan pernah menerima penghargaan Kalpataru semasa pemerintahan Soeharto.

Nofi Candra saat akan melaksanakan Shalat Jum'at berjamaah di Masjidil Haram.

Sedangkan, dalam kegiatan organisasi kata Iskandar menambahkan, Nofi Candra yang merupakan lulusan Fakultas Ekonomi, Universitas Borobudur Jakarta itu juga pernah menjadi Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Kerukunan Usahawan Kecil dan Menengah Indonesia (KUKMI), Ketua KNPI Kota Solok dan Ketua Dewan Masjid Indonesia Kota Solok.

“Bahkan tahun 2014-2019 Nofi Candra juga berhasil menjadi anggota DPD-RI dari Provinsi Sumatera Barat,” kata ayah dua orang putra dan putri ini.

Oleh karena itu Iskandar Zulkarnain meyakini, dengan jiwa kewirausahaannya Nofi Candra, kelahiran Solok, 23 November 1973 itu sanggup memanfaatkan peluang-peluang yang ada di daerah bisa dikembangkan, sehingga mampu untuk menjaring pendapatan dengan cara-cara sesuai aturan hukum dan kemudian menggunakannya dengan tepat sasaran, hemat, dan selektif.

“Dengan semangat kewirausahaan yang dimiliki Nofi Candra, maka daerah bisa surplus dalam bidang anggaran, bukan justru defisit karena belanjanya lebih besar. Belanjanya dengan program-program yang tidak bisa dieksekusi sementara pendapatannya lebih kecil, ibarat lebih besar pasak daripada tiang,” katanya.

Untuk itu Iskandar mengimbau masyarakat Kabupaten Solok, supaya daerah itu tidak menjadi daerah yang defisit, tapi harus lebih independen serta kuat secara keuangan dan secara ekonomi, maka harus benar-benar jeli dalam menentukan pilihan pada Pilkada 9 Desember mendatang.

Dalam pandangan Iskandar, Nofi Candra memiliki modal visi jangka panjang untuk menerobos berbagai persoalan pelik dengan kondisi dana yang sangat terbatas. 

Nofi Candra bersama Bupati Solok periode 2005 – 2020, H. Gusmal SE, MM Datuak Rajo Lelo.

“Agar dapat menerobos stagnasi, seretnya investasi, dan memotong birokrasi yang kerap berbelit-belit, kepala daerah juga harus bisa bersinergi dengan kalangan usaha dan lembaga riset untuk program open innovation. Dalam hal ini, Bupati Solok ke depan hendaknya piawai mengambil contoh sukses tentang peningkatan kapasitas inovasi yang pernah dilakukan di negara maju. Saya rasa Nofi Candra memiliki semua itu,” kata Iskandar.

Iskandar pun mencontohkan apa yang dialami kota Austin dan Cleveland, Amerika Serikat. Dikatakannya, program open innovation telah membawa kedua kota ini menjadi rumah dari puluhan konsorsium industri semikonduktor. Ini dilakukan dengan cara mengembangkan advanced research park yang menghasilkan berbagai produk unggulan dunia.

“Sewaktu kota Cleveland dilanda persoalan pelik dan stagnasi pembangunan infrastruktur, Walikota George Voinovich melakukan gerakan penyelamatan dengan dukungan dari ratusan inovator dan pengusaha yang berkumpul bersama untuk curah pikir dan merevitalisasi budaya inovatif. Ternyata gerakan yang dilakukan itu membuahkan hasil yang luar biasa,” kata suami dari Ermiwati ini.

Iskandar mengingatkan masyarakat Kabupaten Solok agar semangat otonomi daerah yang sedang berlangsung di negeri ini juga harus diwarnai dengan akulturasi open innovation yang dimotori oleh bupati.

“Dalam hal ini, saya rasa Nofi Candra bersama pasangannya Yulfadri Nurdin yang telah berpengalaman menjadi Wakil Bupati Solok 2016-2020 dan pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok serta Anggota DPRD Provinsi Sumbar mampu mengambil contoh sukses tentang peningkatan kapasitas inovasi yang pernah dilakukan di negara maju tersebut. Dan keduanya bisa membuktikan bahwa politik bukan jalur penghidupan, tetapi jalan pengabdian. (Febriansyah Fahlevi)


AKP Witrizawati, Kartini Pemberantas Narkoba dari Serambi Mekkah

No Comments

AKP Witrizawati SH, MH bersama suami AKP Mairijhon mantan Kasat Samapta Polres Tanah Datar dan sekarang mengemban tugas di Direktorat Pengamanan Obyek Vital Polda Sumbar.

PADANG PANJANG, Maestroinfo—Menjadi Polisi Wanita (Polwan) bukanlah perkara mudah, apalagi mengemban amanah sebagai Kepala Satuan (Kasat) Narkoba. AKP Witrizawati SH, MH, Kasat Narkoba Polres Padang Panjang telah membuktikan bahwa sosok wanita pun mampu untuk mengemban amanah itu dan tak bisa dipandang “sebelah mata”.

Sebagai Kasat Narkoba wanita pertama di Polres Padang Panjang menggantikan AKP Asrul Harahap, dimana serahterima jabatannya dilakukan pada Selasa 20 Oktober 2020 dipimpin Kapolres Padang Panjang AKBP Apri Wibowo SIK, ternyata istri dari AKP Mairijhon mantan Kasat Samapta Polres Tanah Datar dan sekarang mengemban tugas di Direktorat Pengamanan Obyek Vital Polda Sumbar ini membuktikan bahwa ia juga mampu melakukan “perang” terhadap narkoba di Padang Panjang yang berjuluk Serambi Mekkah itu.

Di balik wajah keibuannya, ternyata wanita kelahiran Padang, 21 Januari 1978 yang menamatkan pendidikan Polwan di Ciputat Jakarta Selatan ini mampu membuat pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkoba kewalahan untuk “mengembangkan” bisnis haramnya di wilayah hukum Polres Padang Panjang.  

Bahkan baru dua hari menjabat sebagai Kasat Narkoba, ibu dari dua orang putra ini langsung menunjukan semangat dan totalitas dalam bekerja. Pada hari Kamis 22 Oktober 2020, sekira jam 19.30 WIB, AKP Witrizawati bersama Tim Opsnal Satres Narkoba Polres Padang Panjang meringkus seorang pria berinisial SF (26 tahun), karena diduga menyimpan dan menguasai narkotika golongan I jenis ganja kering. 

Tak sampai di situ, usai menangkap tersangka yang merupakan warga Kampung Manggis, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang itu, keesokan harinya, Jum’at 23 Oktober 2020, jam 03.00 WIB Witrizawati yang merupakan salah satu diantara 3 Kasat wanita di Polres Padang Panjang itu bersama Tim Opsnal Satres Narkoba kembali memperlihatkan komitmennya yang konsisten untuk "memerangi" narkoba di daerah berjulukan Kota Serambi Mekkah itu.

AKP Witrizawati SH, MH, saat dilantik menjabat Kasat Narkoba Polres Padang Panjang.

Tersangka yang berinisial RA (21 tahun) itu ditangkap personel Sat Narkoba di sebuah rumah di Kelurahan Balai Balai, Kecamatan Padang Panjang Barat, Kota Padang Panjang.  

Mantan Kasubag Humas Polres Padang Panjang ini kembali membuktikan bahwa narkoba benar-benar harus diperangi dan tak boleh berkembang di Padang Panjang yang juga berjuluk sebagai Mesir van Andalas (Egypte van Andalas) itu.   

Buktinya pada Senin, 16 November 2020 wanita yang mulai masuk ke Polres Padang Panjang pada tahun 2010 sebagai Kanit PPA Polres Padang Panjang itu bersama Tim Opsnal Satres Narkoba kembali melakukan penangkapan terhadap dua pengguna narkoba jenis  ganja kering. Penangkapan terhadap AI (24) warga Kelurahan Tanah Pak Lambiak dan RY (24) warga Kelurahan Koto Panjang itu dilakukan pada jam 22.30 WIB.

Wanita yang dulu pernah bercita-cita menjadi seorang perawat ini pantas untuk dipuji. Sebab, keesokan harinya, Selasa 17 November 2020, mantan Kasat Binmas ini bersama Tim Opsnal Satres Narkoba kembali melakukan penangkapan terhadap dua remaja berinisial WL (19 tahun) dan MH (17 tahun).   

Penangkapan terhadap tersangka beralamat di Kelurahan Bukit Surungan, Kecamatan Padang Panjang Barat dan Kelurahan Kampung Manggis, Kecamatan Padang Panjang Barat itu karena keduanya terlibat penyalahgunaan narkotika golongan I jenis ganja kering.

Witrizawati mengakui, mengetahui dirinya mendapat tugas memimpin Satuan Narkoba, tak dipungkiri perasaan khawatir sempat menyusupi pikiran suami dan anak-anaknya. Namun demikian sang suami yang juga seorang Polisi itu dapat memahaminya, dan tak lupa mengingatkannya untuk bekerja dengan kesungguhan hati dan penuh tanggung jawab.

AKP Witrizawati SH, MH bersama suami dan anak-anak.

Bagi Witrizawati, bekerja di lingkungan yang didominasi pria itu, tak membuatnya gentar, karena ia tahu jabatan yang diembannya itu adalah sebuah amanah dan harus dipertanggungjawabkan.
 
Ia pun tak menampik bahwa sebagai seorang perempuan banyak orang yang meragukan kemampuannya dalam mengemban tugas sebagai pemimpin di kesatuan yang berhubungan dengan penanggulangan tindak pidana narkoba.

Namun demikian kata AKP Witrizawati, ia malah menjadikan pandangan tersebut sebuah tantangan untuk ajang pembuktian diri dalam pekerjaannya.

"Alhamdullilah baru beberapa bulan menjabat sebagai Kasat Narkoba Polres Padang Panjang ternyata saya juga mampu untuk meringkus pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkoba,” ungkap Witrizawati.

AKP Witrizawati mengakui dalam setiap usahanya memberantas narkoba, selalu dapat dukungan dari pimpinan kepolisian Polres Padang Panjang sampai ke tingkat Polda Sumatera Barat (Sumbar).

"Berbekal dukungan itu membuat saya dan personel Sat Narkoba berani dan tak gentar untuk memberantas narkoba di Kota Padang Panjang," ungkap AKP Witrizawati. (Febriansyah Fahlevi)